CNN Indonesia
Rabu, 04 Sep 2024 00:59 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Sekitar 51 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan rudal Rusia di Kota Poltava, Ukraina, Selasa (3/9).
Pemerintah Kyiv mengatakan dua rudal balistik Rusia menghantam akomodasi pendidikan militer dan rumah sakit. Serangan tersebut merupakan serangan paling mematikan selama dua separuh tahun perang.
"Hingga pukul 6 sore (1500 GMT), 51 orang tewas dan lebih dari 200 terluka dalam serangan tersebut," kata Kantor Jaksa Agung Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan waktu antara sirine dan hantaman rudal begitu singkat sehingga membikin orang-orang terjebak di tengah pemindahan menuju tempat perlindungan bom.
"Salah satu gedung institut tersebut sebagian hancur, dan banyak orang terjebak di bawah reruntuhan," kata Kementerian Pertahanan.
Pantauan AFP, beberapa ambulans menuju ke letak nan terkena dampak, tak lama setelah serangan di institut militer tersebut.
Kendati demikian pihak berkuasa belum dapat memastikan berapa jumlah korban baik militer maupun sipil. Tim penyelamat tetap berupaya mengevakuasi korban dari puing-puing reruntuhan.
Serangan tersebut memicu kemarahan di media sosial Ukraina. Kabar menyebut serangan itu menargetkan upacara militer di luar ruangan. Sejumlah netizen menyalahkan keputusan sembrono dari para pejabat nan mengizinkan aktivitas tersebut berjalan meskipun ada ancaman serangan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji bakal membalas serangan Rusia tersebut.
(tim/isn)
[Gambas:Video CNN]