Jakarta, CNN Indonesia --
Adopsi kepintaran buatan (AI) terus meningkat dan menyentuh beragam bagian imbas ketenaran generatif AI. Apa tren nan bakal muncul setelah GenAI?
AI sebetulnya telah datang dalam banyak teknologi nan kita gunakan. Namun, teknologi ini menjadi perbincangan terus menerus setelah GenAI dari OpenAI, ChatGPT, menuai popularitas.
Teknologi AI dinilai bakal terus tumbuh dan menghasilkan produk baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Glair AI William Lim menyebut AI Agents bakal menjadi tren berikutnya setelah GenAI.
"Jadi tren teknologi berikutnya, setelah generatif AI itu AI Agent," ujarnya dalam Selular Business Forum dengan tema AI: Sekedar Tren Atau Sudah Menjadi Kebutuhan?, Jakarta, Senin (9/9).
AI Agents disebut mirip seperti AI Assistant. Teknologi ini bakal membantu manusia dalam beragam aktivitasnya.
AI Agents bekerja dengan dua pondasi, ialah Large Language Model (LLM) dan Multimodal Interaction.
LLM datang sebagai otak dengan keahlian berpikir serta penyediaan info dan informasi. Sementara itu, Multimodal Interaction membikin AI Agents bisa menerima input dan menghasilkan output lintas media, baik teks, grafis, apalagi audio.
Dikutip dari laman Microsoft, AI Agents alias Agen AI dirancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu, menjawab pertanyaan, dan mengotomatiskan proses bagi pengguna.
Agen-agen ini sangat bervariasi dalam perihal kompleksitas, mulai dari chatbot sederhana, copilot, hingga asisten AI tingkat lanjut dalam corak sistem digital alias robotik nan dapat menjalankan alur kerja nan kompleks secara mandiri.
Copilot dari Microsoft adalah salah satu contoh Agen AI. Copilot bekerja berbareng pengguna, bukan beraksi secara independen. Tidak seperti pemasok nan sepenuhnya otomatis, Copilot memberikan saran dan rekomendasi untuk membantu pengguna dalam menyelesaikan tugas.
Gemini Live dari Google juga merupakan AI Agents. Gemini Live mempunyai keahlian hubungan secara live.
Pengguna bisa berkonsultasi pada Gemini Live lewat suara, dan apalagi bisa bertanya mengenai objek visual nan ditunjukkan di kamera.
Kontribusi AI
Dalam aktivitas nan sama, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Wijaya Kusumawardhana mengutip info Mc Kinsey, Kearney & CSET 2023 mengatakan kontribusi AI pada produk domestik bruto (PDB) di 2030 secara dunia diperkirakan mencapai US$13 triliun, dan di area ASEAN US$ 1 triliun.
Di Indonesia sendiri kontribusinya diperkirakan mencapai US$366 miliar. Jika memandang pada PDB 2023 nan mencapai sekitar US$1,4 triliun, maka nilai tersebut berkontribusi sekitar 26 persen.
"Potensi ini perlu dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Tidak hanya di bagian teknologi, tetapi juga industri lainnya," ujar Wijaya.
(lom/dmi)
[Gambas:Video CNN]