Jakarta, CNN Indonesia --
Calon Gubernur Sumatera Utara Nomor Urut 1 Edy Rahmayadi menceritakan argumen dia memutuskan kembali bersaing untuk Pilgub Sumut. Mantan Pangkostrad itu terang-terangan mengaku tak mau Sumatera Utara kelak dipimpin Bobby Nasution, nan merupakan menantu Presiden Joko Widodo.
Awalnya, Edy bercerita bahwa sejak lama sudah tertarik dengan PDI Perjuangan (PDIP). Namun selama ini dirinya selalu berseberangan dengan PDIP.
"Saya minta maaf untuk mengkritisi ini. Saya tertarik dengan PDI Perjuangan. Saya belum pernah berada di PDI Perjuangan. Bahkan selalu berada di seberang PDI Perjuangan. Walaupun selama saya TNI, TNI tak boleh ikut dengan politik praktis Ini," kata Edy Rahmayadi saat kampanye di Labuhanbatu Selatan (Labusel), Selasa (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Edy, partai nan mengusungnya di Pilgub Sumut harusnya PKS, NasDem dan PKB. Apalagi tiga partai politik ini mengusung Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024. Saat itu, Edy Rahmayadi didapuk menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) AMIN di Sumatera Utara.
"Itulah perjuangan lantaran saya nan berada di seberang harusnya nan mengusung saya adalah partainya PKS, Nasdem dan PKB. PKS 10 kursi,Nasdem 12 kursi, dan PKB 4 kursi," ujarnya.
Saat itu, tambah Edy, tiga ketua partai politik tersebut sudah sepakat untuk mengusungnya di Pilgub Sumut. Padahal kala itu Edy mengaku belum memutuskan untuk maju kembali menjadi calon Gubernur Sumut. Namun, ketika Edy mengatakan siap, ketiga partai ini malah meninggalkannya.
"Sudah sepakat ini. Ketua umum sepakat ini. Saya belum sepakat, saya maju alias tidak. Tapi mereka nan bermufakat jadikan si Edy gubernur. Begitu waktunya (Pilgub), kabur semua, kabur semua," ungkapnya mengingat kembali momen tersebut.
Edy ketika itu sempat terkejut ketika ditinggalkan partai-partai tersebut. Namun, semangatnya tak surut. Edy berkeinginan kudu maju di Pilgub Sumut.
"Saya pun (berpikir ) kok begini? Nah jenis -tipe orang Medan itu jenis kita Sumatra Utara, begitu diganggu kan makin naik itu. Makanya jika di Jawa sana berpikirlah seperti orang Batak melakukan seperti orang Jawa. Karena kita ini tak bisa diapain," ungkapnya.
Belakangan PDIP memberikan support penuh kepadanya untuk maju di Pilgub Sumut. Padahal dahulunya Edy dan PDIP kerap berseberangan. Tak hanya itu, salah satu nan membikin tekad Edy untuk tetap maju Pilgub lantaran tak mau Sumut dipimpin oleh Bobby Nasution.
"Nah di saat ada nan mengusung saya ya sudah niat. Saya mau jadi gubernur. Kenapa saya mau jadi gubernur? Karena saya tak mau Bobby ini Gubernur saya," tegas Edy Rahmayadi.
Diketahui, Edy Rahmayadi berpasangan dengan Hasan Basri Sagala maju di Pilgub Sumut. Mereka didukung PDIP, Hanura, Partai Ummat, Partai Buruh, Gelora dan PKN. Sedangkan rivalnya calon Gubernur Sumut nomor urut 1 Bobby Nasution berpasangan dengan wakilnya Surya. Mereka diusung Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PKS, PAN, Demokrat, PPP, Perindo, PSI.
(fnr/wiw)
[Gambas:Video CNN]