CNN Indonesia
Kamis, 12 Sep 2024 08:25 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Negara personil blok BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, semakin mantap untuk meninggalkan dolar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi perdagangan internasionalnya.
Salah satu langkahnya dengan membangun BRICS Pay nan telah berjalan dalam beberapa tahun.
Sistem ini nantinya bakal menjadi wadah bagi personil negara blok tersebut untuk bisa melakukan transaksi menggunakan mata duit negara masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ini tak hanya bertindak bagi negara anggota, tapi juga bisa untuk siapa saja. Sampai saat ini sudah banyak negara nan tertarik seperti Mesir, Iran hingga Arab Saudi.
Lalu, apa itu BRICS Pay?
Mengutip laman resmi BRICS Pay pada Kamis (12/9), BRICS Pay merupakan platform pembayaran digital nan dikembangkan berbareng oleh negara-negara personil blok ekonomi BRICS. Awalnya hanya untuk tujuan mereka saja, namun sekarang berkembang ke negara lain.
BRICS Pay bermaksud untuk mewadahi transaksi berupa pembayaran digital nan memungkinkan pelaku upaya dan konsumen bisa melakukan kerja sama dalam mata duit lokal mereka masing-masing dengan kondusif dan lancar. Sehingga tak perlu lagi mata duit internasional seperti dolar AS.
Platform ini juga dirancang untuk mengurangi biaya dan kompleksitas pembayaran internasional, sekaligus menyediakan langkah nan kondusif dan andal untuk bayar peralatan dan jasa.
BRICS Pay memanfaatkan kombinasi sistem pembayaran tradisional dan teknologi baru seperti mata duit digital bank sentral (CBDC), finansial terdesentralisasi, dan aset tokenisasi (uang aman).
BRICS Pay merupakan ekspansi opsi pembayaran bagi perusahaan dan penduduk negara peserta, serta bagi seluruh bumi dan semua solusi pembayaran nan ada alias nan sedang berkembang.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/agt)