Apa Itu Rabu Wekasan? Ini Makna, Sejarah, dan Tradisinya

Trending 3 days ago
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Rabu Wekasan dipercaya sebagai hari paling apes sepanjang tahun. Sebenarnya apa itu Rabu Wekasan? Berikut makna, sejarah, dan tradisinya.

Rabu Wekasan adalah salah satu tradisi nan dilakukan oleh masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura. Ini juga disebut dengan Rebo Wekasan alias Rebo Pungkasan.

Rabu Wekasan merupakan hari Rabu terakhir di bulan Safar. Safar sendiri merupakan bukan kedua dalam almanak Hijriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun ini, berasas almanak Hijriah nan dirilis Kementerian Agama, Rabu Wekasan jatuh pada hari ini, Rabu (4/9).

Berikut ini penjelasan tentang apa itu Rabu Wekasan, makna, sejarah, dan tradisinya.

Makna Rabu Wekasan

Apa itu Rabu Wekasan? Dilansir situs Desa Suci Kabupaten Gresik, Rebo artinya nama hari dalam bahasa Jawa, ialah Rabu dalam bahasa Indonesia, sedangkan Wekasan adalah bahasa Jawa nan artinya pungkasan alias akhir.

Jadi, Rabu Wekasan secara bahasa adalah hari Rabu Terakhir.

Namun, sebagai sebuah istilah tradisi, Rabu Wekasan adalah tradisi budaya nan diadakan di hari Rabu Terakhir dari Bulan Safar, ialah bulan kedua dari 12 bulan penanggalan Hijriyah.

Rebo Wekasan dianggap sebagai hari datangnya sumber penyakit dan marabahaya. Rata-rata, upacara nan dilaksanakan pada Rabu Wekasan adalah berkarakter tolak bala. Tradisi ini merupakan perpaduan nilai-nilai kepercayaan Islam dengan tradisi Jawa.

Sejarah Rabu Wekasan

Ilustrasi berdoaIlustrasi. Berikut ini makna, sejarah, dan tradisi Rabu Wekasan. (iStock/doidam10)

Sejarah Rebo Wekasan berasal dari masa penyebaran Islam di Indonesia. Masyarakat Jawa meyakini hari Rabu terakhir pada Bulan Safar merupakan hari naas dari kepercayaan lama kaum Yahudi.

Lalu, di Bulan Safar pada 1602, beredar berita rencana kolonialisme Belanda di Jawa. Masyarakat kemudian melaksanakan serangkaian ritual menolak kehadiran kolonialis tersebut. Ritual tersebut berkembang menjadi tradisi Rabu Wekasan alias Rebo Wekasan.

Selain itu, Rabu Wekasan berasosiasi erat dengan penyebaran kepercayaan Islam di Indonesia. Abdul Hamid Quds beranggapan bahwa terdapat 32.000 bala nan diturunkan Allah ke bumi pada hari Rabu terakhir setiap tahun di Bulan Safar.

Wali Songo berkedudukan dalam mengembangkan tradisi ini. Menurut kepercayaan masyarakat Desa Suci, Kabupaten Gresik. Sunan Giri memberikan petunjuk sumber air ketika kekeringan dan berpesan untuk mengadakan upacara budaya Rabu Wekasan.

Tradisi Rabu Wekasan

Young Muslim in sajdah pose praying at home. Copy space.Ilustrasi. Salah satu tradisi Rabu Wekasan biasanya diisi dengan aktivitas doa, salat sunah, dan bersedekah. (iStockphoto/Drazen Zigic)

Tradisi budaya Rebo Wekasan ini adalah hari nan tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara budaya di Jawa.

Akar tradisi Rabu Wekasan berasal dari kepercayaan masyarakat nan menganggap bahwa bulan Safar adalah bulan nan penuh kesialan. Padahal, dalam Islam, sejatinya tidak ada hari maupun bulan nan membawa kesialan alias keberuntungan.

Tradisi ini dipercaya kuat di tengah budaya Sunda dan Jawa. Berbagai ibadah dianjurkan dilakukan pada hari ini.

Kegiatan nan dilakukan biasanya terdiri dari berdoa, salat sunah, dan bersedekah.

Rebo Wekasan merupakan bentuk Akulturasi Budaya Jawa (Islam dan Jawa). Daerah nan mengenal dan melakukan tradisi ini kebanyakan adalah wilayah pesisiran nan dikenal lebih dulu, kuat, dan kosmopolit keislamannya dibanding wilayah pedalaman Jawa

Itulah penjelasan tentang apa itu Rabu Wekasan berikut makna, sejarah, dan tradisinya.

(pua/pua)

[Gambas:Video CNN]