Banser dan Pagar Nusa Respons Seruan Perang Garda Bangsa PKB

Trending 1 month ago

Jakarta, CNN Indonesia --

Dua badan otonom PBNU yakni Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Pagar Nusa siap meladeni seruan perang nan digaungkan Garda Bangsa PKB terkait rumor muktamar PKB tandingan.

Ketua Umum Pagar Nusa Nabil Haroen mengatakan Pagar Nusa siap menerima tantangan andaikan dalam proses tabayun kelak betul-betul Garda Bangsa membujuk perang Banom NU.

"Kita lihat saat tabayun, jika betul ya kita terima saja. Kalau mau konfrontasi bentuk Banser dan Pagar Nusa siap-siap saja, kita borong. Tinggal Garda Bangsa tentukan tempatnya, kapan dan di mana," kata Nabil dalam keterangannya dikutip Selasa (3/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Nabil sepakat bakal melakukan konsultasi ke PBNU terlebih dulu untuk meminta pengarahan dan pertimbangan untuk menanggapi pernyataan Garda Bangsa PKB tersebut.

"Dalam waktu dekat kami bakal ke PBNU, minta pertimbangan minta arahan. Kita satu komando," kata Nabil.

Senada, Kepala Satkornas Banser Syafiq Syauqi merasa ancaman dari Garda Bangsa PKB itu kudu dipertanyakan maksud sebenarnya. Sehingga tidak menimbulkan persepsi nan membingungkan dan menyesatkan.

"Kami kemarin mendapatkan info rayuan perang itu. Tapi kami tidak mau gegabah. Kami, Banser dan Pagar Nusa meniatkan untuk tabayun ke Tommy. Biar kami mengerti duduk perkaranya, konteksnya bagaimana," kata Syafiq.

Syafiq menilai ancaman perang tersebut timbul dari bentrok nan saat ini membikin goyang PKB. Jika itu lantaran persoalan ini, dia meminta agar Banom NU tak ditarik-tarik dalam bentrok ini oleh Garda Bangsa PKB.

Syafiq menyarankan Garda Bangsa menganggap persoalan internal PKB ini sebagai koreksi atas perjalanan partai di bawah kepemimpinan Cak Imin dan membantu untuk menyelesaikan masalahnya.

"Ansor ini ormas, tidak terlibat politik praktis. Kalau ngajak perang lantaran bentrok internal partai malah aneh. Lebih baik Garda Bangsa bantu selesaikan masalah internal PKB, koreksi diri," imbuhnya.

Menurut Gus Syafiq, perintah nan diberikan oleh PBNU adalah perintah untuk menyuarakan kewenangan dan kewenangan kepemimpinan ulama. Bukan kekuasaan.

Maka apapun corak penentangan terhadap aspirasi ini kudu dilihat sebagai penentangan kepada kewenangan dan kewenangan ulama

"Kami bakal melapor kepada PBNU dan meminta perintah selanjutnya apa nan kudu kami lakukan. Apapun keadaannya. Kami minta semua kader dan personil Ansor untuk tetap memegang teguh disiplin dan bertindak menurut komando pimpinan," ujarnya.

Ketum Garda Bangsa PKB Tommy Kurniawan sebelumnya menegaskan tak segan membubarkan secara paksa muktamar tandingan nan rencananya bakal digelar pada 2-3 September di Jakarta.

"Jadi, jika memang skenarionya adalah perang maka kita siap. Garda Bangsa seluruh Indonesia sudah menunggu komando, jika sudah kudu perang maka kita perang, kita siap melawan," kata Tommy seperti dikutip Antara di Kantor DPP PKB, Jakarta.

PKB telah menggelar Muktamar di Bali pada 24-25 Agustus 2024 lampau dengan keputusan menerapkan Cak Imin jadi ketua umum lagi.

Hubungan NU dan PKB belakangan ini terus memanas. Ini bermulai ketika bergulirnya Pansus Haji di DPR nan salah satu inisiatornya adalah Cak Imin nan sekarang juga tetap menjabat sebagai wakil ketua DPR. PBNU merespon perihal itu dengan membentuk tim unik mengkaji hubungan NU-PKB.

(gil)

[Gambas:Video CNN]