Demo Ribuan Warga Israel Desak Netanyahu Semakin Membara

Trending 4 weeks ago

Jakarta, CNN Indonesia --

Demonstrasi warga Israel nan menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera menyepakati pertukaran sandera dengan Hamas semakin membara.

Pada Selasa (3/9), ribuan orang berdemo di beragam kota, termasuk Tel Aviv, sembari menyerukan pembebasan sandera serta melontarkan kekecewaan pada Netanyahu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siapa pun nan menelantarkan mereka (para sandera) kudu membawa mereka kembali," ujar salah satu pedemo dikutip dari Anadolu Agency.

"Netanyahu telah mengabaikan mereka dan tidak layak untuk memerintah," ujar pedemo lain.

"Kami mau mereka kembali hidup-hidup, bukan terbaring di peti mati," seru pedemo lainnya lagi.

Menurut surat berita Yedioth Ahronoth, unjuk rasa di Begin Road memanas setelah sejumlah penduduk terlibat berantem dengan abdi negara kepolisian. Polisi pun dilaporkan menangkap sejumlah demonstran nan membikin ricuh.

Di Rehovot, sekitar 1.000 orang berkumpul untuk memberikan support terhadap family Nimrod Cohen, seorang tentara Israel nan ditawan di Jalur Gaza. Para pengunjuk rasa menuntut pemerintah segera menyelamatkan dan memulangkan Cohen.

Ratusan orang di Herzliya juga berdemo di dekat rumah personil Knesset Yuli Edelstein. Edelstein merupakan ketua Komite Keamanan dan Pertahanan Knesset.

Para pengunjuk rasa juga berkumpul di Persimpangan Ra'anana di Rute 4. Di sana, para pengendara apalagi ikut berakhir untuk menunjukkan solidaritas.

Akhir pekan lalu, Israel mengumumkan enam sandera Hamas tewas di sebuah terowongan di Rafah. Pasukan militer menuding Hamas membunuh para sandera beberapa saat sebelum militer tiba di lokasi.

Kementerian Kesehatan Israel menyatakan keenam sandera tewas akibat tembakan jarak pendek sekitar 48-72 jam sebelum ditemukan dan diautopsi.

Kematian enam sandera ini pun membikin geger masyarakat Israel. Pasalnya, menurut sumber Israel, tiga dari enam sandera semestinya dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan pertukaran sandera nan saat ini tetap dirembukkan.

Warga pun berdemo mendesak pemerintah segera membebaskan sandera lainnya nan tetap ditawan Hamas.

Hamas sementara itu menyatakan kematian keenam sandera merupakan kesalahan Netanyahu. Menurut pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya, para sandera tewas akibat serangan nan diluncurkan pasukan militer Negeri Zionis.

Israel dan Hamas hingga sekarang belum kunjung menyetujui kesepakatan pertukaran sandera. Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir selama beberapa bulan terakhir terus berupaya membujuk keduanya menyepakati perjanjian.

Namun, upaya itu mandek lantaran Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang sepenuhnya.

Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak Hamas melancarkan serangan ke Negeri Zionis pada 7 Oktober 2023 lalu. Perang terus bersambung meskipun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyerukan gencatan senjata segera.

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga sekarang telah menewaskan lebih dari 40.800 penduduk Palestina, kebanyakan anak-anak dan perempuan. Lebih dari 94.300 orang juga mengalami luka-luka.

(blq/bac)

[Gambas:Video CNN]