Jakarta, CNN Indonesia --
Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun-Kun Wardana meminta Pemerintah Provinsi DKI mengkaji kembali penyebaran nyamuk ber-wolbachia nan dikhawatirkan bisa memberikan pengaruh negatif.
"Kita mengharapkan ini bisa dikaji lagi, dengan lebih seksama, lantaran berpotensi bisa menimbulkan pengaruh negatif," kata Kun usai berjumpa Forum Solidaritas Masyarakat Nusantara (FSMN) di area Tebet, Jakarta Selatan, seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/9).
Kun mengatakan keputusan penyebaran pada September kelak terbilang sigap lantaran butuh penelitian nan betul-betul secara seksama untuk bisa memastikan kondusif bagi masyarakat.
Dia menambahkan, jika nantinya nyamuk-nyamuk ini disebarkan maka jika berefek jelek maka tidak bisa kembali ke awal sebelum diputuskan.
"Kita waktu itu mempunyai beragam info nan ada di negara lain, nyamuk wolbachia nan memberikan pengaruh negatif," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kun mengaku berterima kasih dipersatukan Tuhan untuk berjumpa Dharma lantaran mempunyai pemikiran dan visi nan sama untuk membangun Jakarta di masa mendatang.
"Kita mengenal belum begitu lama ya. Kita mengenal pada saat adanya program penyebaran nyamuk wolbachia, kita sama-sama menentang program itu," ucapnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menempatkan sebanyak 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti mengandung kuman wolbachia di area Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024.
"Tidak ada penularan wolbachia dari nyamuk ke manusia," kata Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta dr. Maryati Kasiman.
Nantinya setiap dua pekan sekali, petugas Dinas Kesehatan DKI bakal memantau perkembangbiakan nyamuk.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan tidak ada penularan kuman wolbachia dari tubuh nyamuk aedes aegypti ke manusia alias apalagi ke nyamuk lainnya.
Oleh lantaran itu, tidak ada penyakit tertentu nan bisa dialami manusia setelah tergigit nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
Pada Mei 2024, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah membantah dugaan bahwa nyamuk nan diinfeksi kuman wolbachia merupakan senjata biologis alias biological weapon.
Budi menjelaskan nyamuk dengan kuman wolbachiaini digunakan demi melawan penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Menurut dia, uji coba nan dilakukan di Yogyakarta sudah melalui proses riset mendalam.
"Data ini nyata gitu. Jadi jika ada nan bilang, 'wah, ini Menkesnya bio weapon'. Aduh, ini datanya sudah diriset, dan datanya nyata, dan beberapa negaranya pun sudah memakai," kata Budi di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5).
Ia menegaskan penyebaran nyamuk wolbachia berasas hasil riset. Ia pun berambisi info tersebut meyakinkan pemerintah wilayah di seluruh Indonesia untuk melakukan perihal serupa.
"Jadi jika bapak ibu banyak nan kena, liburan dulu ke Jogja lama lah. Karena di sana nyamuknya sudah enggak menularkan dengue. Itu sebabnya kita mau mencoba," kata dia.
Budi mengatakan bakal menyebar nyamuk wolbachia di area Bandung, Kupang, Bontang, hingga Semarang untuk menekan kasus DBD.
(Antara/ugo)
[Gambas:Video CNN]