Doa Umat Katolik di Misa Paus Pakai 6 Bahasa Daerah, Termasuk Papua

Trending 1 week ago

Jakarta, CNN Indonesia --

Doa umat nan dibacakan oleh perwakilan umat Katolik dalam Misa Suci nan dipimpin Paus Fransiskus menggunakan enam bahasa wilayah berbeda.

Ini menjadi salah satu momen menarik dalam seremoni Misa Suci. Hal ini seolah menunjukkan keberagaman budaya nan dimiliki oleh bangsa Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doa pertama dibacakan menggunakan Bahasa Jawa nan pada intinya mendoakan Paus Fransiskus dan seluruh gereja di dunia.

"Kagem Bapa Suci Fransiskus lan Pasamuan Dalem, ingkang Suci: Gusti mugi Hyang Roh Suci kersaa, njangkung Bapa Suci, Para Uskup, pemimpin lan umat Dalem, saenggo kawulo sedaya tansah nggadhahi raos adreng kangge ambiyantu para sedherek ingkang ngorong ing sih Dalem Sang Kristus," kata pembaca angan umat.

Kemudian, angan umat kedua menggunakan bahasa Toraja dan mendoakan pemerintah Indonesia serta para wakil rakyat.

Dalam angan ini, meminta pengarahan untuk pemerintah dan para wakil rakyat agar dalam pilihan-pilihan dan keputusannya memperjuangkan kebaikan sejati. Sehingga, bisa memihak dan mempertahankan kehidupan dan martabat setiap pribadi, memajukan keadilan dan kedamaian.

"Puang, ayokai massola nasang, denno upa' anna apa tu nakombongan sia naalan kada rapa' la umpabu'tu sia umpopembua kameloanna to buda; tenmi denno upa' anna tontong kinaa ungkarimmanni katuoan sia angga'na simisa'-misa' tau, untannun katuoanna to buda tu naponnoi kasikaeloan sia kamarampasan," ucap pembaca angan umat.

Kemudian, angan umat ketiga menggunakan bahasa Manggarai (NTT). Ini mendoakan orang miskin, orang sakit, hingga mereka nan lanjut usia.

"Latangte ase kae dami ata sekek mosed agu kaeng one nendep du turung matad, landing le beti, le tua mosed, agu le renco tana lino: Mori, senget koe gesar agu tilir, one mai nai dise, porong sangged ase, kae dami ata di'a naid nganceng padir wa'i rentu sa'i te teti mendo dise neho lorong de gauk di'a de santa Teresa lau mai Calcutta," tutur pembaca angan umat.

Selanjutnya menggunakan bahasa Batak Toba. Ini mendoakan para pekerja agar selalu mempunyai keberanian dan jiwa nan besar dalam membikin keputusan.

"Tatangianghon ma nomor dongan na mangaradoti hadameon: Anggiat ma dipargogoi Debata angka donganta na mangaradoti hadameon, asa margogo nasida mangulahon tohonanna laho patuduhon haroro ni Debata na mamboan hadameon tu portibi on. Jala anggiat ma nasida tongtong girgir jala barani patuduhon paralealeon na denggan di ganup gulmit ni parngoluon ni masyarakat marhite panghobasion nasida," ujar pembaca angan umat.

Kemudian, angan umat kelima menggunakan bahasa Dayak Kanayatn. nan pada intinya mendoakan orang muda Katolik di Indonesia agar mempunyai ketaatan nan teguh dan bisa membangun masa depan persaudaraan serta bela rasa terhadap sesama.

"Ooo... Pama Jubata kami nang ada ka' Subayatn, lindungi'lah saganap Talino Katolik ka' Nagari Indonesia man kalamutatn ati Kita' nang putih turi, nang ina' babatas ngasihi' kami sabaya Talino, kuat kangkapm man ketaatan ka' Kita'. Ke'nya kami bisa mamuat masa depan, adapatn man bela rasa ka' samilikatnsameanaktn-page samua kami Talino," kata pembaca angan umat.

Terakhir, angan umat nan dibacakan menggunakan bahasa Malind dari Merauke, Papua untuk mendoakan bangsa Indonesia. Lewat angan ini, umat berambisi Tuhan menganugerahkan kerukunan, gotong royong serta sehati seperasaan.

"Nahan ke Nanggo, Bangsa Indonesia: Allawi, ahep ghr'aupakeh nok'ken bangsa kerukunan, pololi yah hyakod bekai hyakod rasa yah ehe bangsa a' negara' ehe otih anim mbya waninggap ti kanap kaghr'nahibe yum'lik anim memerlukan sene, hayatla, a' kedamaian," kata pembaca angan umat.

(dis/dna)

[Gambas:Video CNN]