Guru Besar FK Undip Klaim Tidak Ada Perundungan Terhadap dr Aulia

Trending 1 month ago

CNN Indonesia

Selasa, 03 Sep 2024 11:00 WIB

Menurut Guru Besar FK Undip Zaenal Muttaqien, master Aulia tak pernah menyebut soal perundungan, hanya beban kerja nan berat. Ilustrasi. Menurut Guru Besar FK Undip Zaenal Muttaqien tidak ada perundungan nan dialami dr Aulia selama pendidikan di RS Kariadi, Semarang. (Unsplash/Pixabay)

Jakarta, CNN Indonesia --

Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Zaenal Muttaqien menyatakan tidak ada perundungan (bullying) nan dilakukan senior terhadap mahasiswi PPDS Anestesi Undip master Aulia Risma Lestari. Menurutnya, perihal ini berasas rekaman bunyi master Aulia sebelum meninggal.

"Tidak ditemukan mengenai juga dari info bukti rekaman bunyi nan berkepentingan saat menjelang sakit, menderita sakit semuanya tidak ada satupun kata nan mengatakan, menuduh alias bukti bahwa itu suatu corak perundungan, nan kita sebut perundungan dari perseorangan kepada individu, dari senior kepada junior," kata Zaenal dikutip dari CNN Indonesia TV, Selasa (3/9).

Ia menyatakan dari rekaman suara, master Aulia hanya mengeluhkan beban kerja nan diterima. Zaenal mengatakan master Aulia tak menyebut-nyebut soal perundungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua nan disampaikan oleh nan berkepentingan mengenai beban kerja nan didapatkan sebagai seorang pelaksana pelayanan di bawah tanggung jawab master spesialisnya di Rumah Sakit Kariadi," ujarnya.

Sementara itu, Kemenkes mengungkap ada dugaan pemalakan dalam kasus perundungan berujung kematian master Aulia. Jubir Kemenkes Mohammad Syahril menyebut temuan itu didapatkan melalui proses investigasi nan dilakukan Kemenkes.

"Permintaan duit ini berkisar antara Rp20 hingga Rp40 juta per bulan," kata Syahril dalam keterangannya, Minggu (1/9).

Pungutan ini menurut Syahril memberatkan master Aulia dan keluarga. Faktor itu pun diduga nan menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran lantaran tidak menduga bakal adanya pungutan dengan nilai sebesar itu.

Kemenkes juga telah menghentikan sementara program studi anestesi FK Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang buntut kematian master Aulia.

Instruksi pemberhentian program studi anestesi FK Undip itu dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya melalui surat bernomor TK.02.02/D/44137/2024 nan ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

Berdasarkan hasil visum, Polrestabes Semarang menyatakan korban Aulia menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuhnya. Korban dipastikan meninggal akibat overdosis obat Roculax, jenis obat anestesi peregang otot saat tindakan operasi.

Dalam kasus ini, polisi menemukan kitab catatan harian Aulia nan mengungkapkan kesulitannya selama kuliah kedokteran. Ia pun menyinggung perlakuan senior-seniornya. Polisi mengaku belum menemukan bukti nan menjurus pada perundungan.

(yoa/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.