Hamas Bunuh Para Sandera jika Pasukan Israel Serbu Lokasi Penahanan

Trending 1 month ago

CNN Indonesia

Selasa, 03 Sep 2024 10:49 WIB

Hamas mengumumkan telah mengeluarkan perintah baru untuk langsung membunuh para sandera jika militer Israel kembali serbu letak penahanan para sandera. Pasukan perlawanan Palestina Hamas bakal bunuh para sandera jika Israel serbu letak penahanan. (REUTERS/AHMED ZAKOT)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok perlawanan PalestinaHamas mengumumkan telah mengeluarkan perintah baru untuk langsung membunuh para sandera jika militer Israel kembali serbu letak penahanan para sandera.

Pengumuman itu disampaikan langsung oleh ahli bicara sayap milisi Hamas Brigade Al Qassam, Abu Obeida, dalam keterangannya seperti dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kengototan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu untuk membebaskan para tahanan (sandera) melalui tekanan militer daripada mengakhirinya dengan kesepakatan berfaedah bahwa mereka (sandera) bakal dikembalikan ke family dalam peti mati," ujar Abu Obeida seperti dikutip dari AFP.

"Instruksi baru telah disebarkan kepada para mujahidin nan ditugaskan menjaga para tahanan mengenai penanganan mereka jika tentara pendudukan (Israel) mendekati tempat penahanan," dia menambahkan.

Media Israel Jerusalem Post kemudian melaporkan bahwa Hamas sempat mengirim video salah satu sandera berjulukan Eden Yerushalmi. Sandera itu menyampaikan pesan kepada PM Israel Benjamin Netanyahu sebelum dieksekusi meninggal oleh Hamas.

Forum family sandera kemudian menghapus video tersebut agar tidak disaksikan oleh publik.

"Eden kami, kami sangat mencintai dan merindukanmu. Kamu bakal selamanya berada di hati kami," demikian tulis pihak family dikutip dari Jerusalem Post.

Eden merupakan salah satu dari enam sandera Hamas yang diklaim ditemukan tewas di terowongan Gaza pekan lampau oleh militer Israel.

Hamas sebelumnya menyalahkan Netanyahu atas kematian enam sandera di terowongan Gaza.

Pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya mengatakan para sandera kemungkinan tetap hidup saat ini jika saja Israel tidak melancarkan serangan.

"Orang-orang ini dan nan lainnya bisa saja pulang ke pelukan family mereka hidup-hidup dalam kesepakatan pertukaran sandera," kata Al-Hayya dalam wawancara dengan Al Jazeera.

"Netanyahu dan pemerintah ekstremisnya adalah argumen mereka kehilangan nyawa," lanjut dia, seperti dikutip CNN.

Al-Hayya menuturkan para sandera ini tewas akibat "serangan Israel" nan juga menewaskan "mereka nan duduk, menjaga, dan tinggal berbareng mereka."

(bac)

[Gambas:Video CNN]