Idol Ikut Terdampak, Agensi Kpop Siap Perangi Teror Foto Deepfake

Trending 6 days ago

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah agensi Kpop ikut memerangi kejahatan pornografi dengan teknologi deepfake nan saat ini menjadi kasus besar di Korea Selatan. Sikap beragam agensi itu disuarakan usai idol mereka ikut menjadi korban.

JYP Entertainment menjadi salah satu agensi nan menyatakan perlawanan lantaran kejahatan itu ikut menerpa member TWICE. Agensi itu menjelaskan tengah mengumpulkan info mengenai video hingga foto deepfake sebelum mengambil jalur hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sepenuhnya menyadari sungguh parahnya situasi saat ini lantaran video deepfake artis kami menyebar secara online," tulis JYP Entertainment, seperti diberitakan Korea JoongAng Daily pada Minggu (1/9).

"Kami bakal mengambil tindakan norma dan tidak bakal segan-segan. Kami tidak bakal mengabaikan tindakan apa pun nan melanggar kewenangan artis kami dan mengambil tindakan tegas sampai akhir," tegasnya.

Pernyataan itu muncul setelah personil girl group hit tersebut turut menjadi korban foto dan video deepfake. Berbagai konten itu lantas beredar di media sosial setelah dibuat dan didistribusikan oleh banyak orang Korea.

TWICE menjadi idol terbaru nan ikut terdampak hingga agensinya buka suara. Sekitar sebulan lalu, Woollim Entertainment selaku agensi Kwon Eun-bi juga menyuarakan kecaman dan sikap serupa.

[Gambas:Video CNN]

Agensi sang idol itu mengaku telah menghimpun info mengenai kejahatan deepfake nan melecehkan Kwon Eun-bi tersebut. Woollim apalagi sudah mengusulkan gugatan pidana terhadap kreator dan penyebar konten itu.

Gugatan nan disebut sebagai tahap pertama itu pun dinyatakan sedang diselidiki polisi. Woollim kemudian juga memastikan pihaknya tidak bakal segan-segan melanjutkan proses norma kasus tersebut.

"Kami mengusulkan tuntutan pidana tahap pertama. Polisi saat ini sedang menyelidiki pengaduan tersebut," ujar Woollim Entertainment.

"Tindakan seperti ini jelas merupakan kejahatan, dan kami informasikan bahwa dengan bukti nan kami himpun, kami bakal terus mengusulkan tuntutan pidana dan mengambil tindakan norma nan tegas," sambung agensi itu.

Peringatan serupa juga sempat disampaikan oleh ADOR, agensi NewJeans, pada Juni. Agensi itu memperingatkan bakal mengambil tindakan norma terhadap video deepfake member girl group tersebut.

Bahkan, pada Februari, Yujeong Brave Girls buka bunyi lantaran menjadi korban deepfake. Kala itu, dia mengaku menjadi korban ketika memandang fotonya dipakai untuk membikin video deepfake oleh orang lain.

"Saya mengetahui bahwa foto saya telah dipakai untuk membikin video deepfake setelah seorang rekan memberi tahu saya," ujar Yujeong.

"Sungguh menyedihkan. Ini bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang gender," lanjutnya.

Kejahatan seksual menggunakan teknologi deepfake menjadi perbincangan di Korea Selatan. Korban kasus ini mulai dari kalangan remaja hingga tentara.

Kasus ini mencuat ke publik usai sejumlah chat room alias ruang obrolan di Telegram diduga membikin dan mendistribusikan materi pornografi deepfake.

Nama chat rooms terbagi berasas lebih dari 100 nama universitas nan berada di Korsel. Salah satu ruang obrolan apalagi mempunyai lebih dari 133 ribu anggota.

Media lokal memberitakan banyak korban deepfake pronografi ini orang-orang di bawah umur seperti pelajar SMP dan SMA. Mereka juga mencatat korban berasal dari kalangan pembimbing apalagi personil militer.

(frl/end)