CNN Indonesia
Kamis, 12 Sep 2024 10:45 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Pasukan Israel kembali membombardir sebuah sekolah nan dijadikan tempat penampungan penduduk di Jalur Gaza Palestina pada Rabu (11/9) malam.
Insiden ini menewaskan setidaknya 18 orang, termasuk enam staf dari Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) dan pengurus sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan ke sekolah Al-Jaouni di kamp pengungsi Nuseirat ini berjalan kala tempat itu menjadi tempat berlindung setidaknya 12 ribu penduduk Palestina dari agresi sadis Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Sebagian besar dari para pengungsi merupakan wanita dan anak-anak.
UNRWA juga menyebut kejadian ini menjadi nan paling banyak menewaskan stafnya selama agresi sadis Israel berjalan setahun terakhir.
UNRWA juga menyatakan bahwa serangan pada Rabu malam ini menandai kelima kalinya sekolah tersebut menjadi sasaran bombardir Israel sejak Oktober lalu.
"Tidak ada nan kondusif di Gaza. Tidak ada nan luput," tulis UNRWA dalam unggahan di platform X.
Al Jaouni menjadi setidaknya sekolah keenam di Gaza nan menjadi sasaran serangan Israel sejak 1 Agustus.
Tareq Abu Azzoum, koresponden Al Jazeera nan melaporkan dari letak serangan, mengatakan bahwa ada "kerusakan luar biasa" di sekolah tersebut. Ia juga menyebut aroma darah menyelimuti udara tak lama setelah bom-bom Israel menggempur sekolah itu.
"Kami bisa memandang lubang besar di dinding, dan orang-orang mencari apa pun nan bisa diselamatkan setelah kehancuran tempat penampungan nan dikelola PBB ini," katanya.
"Skala kehancuran sangat luar biasa dan... tumpukan puing dan tanah menutupi seluruh area ini."
Abu Azzoum menambahkan bahwa sekolah tersebut "dihantam ketika orang-orang sedang menunggu makanan" dan pekerja darurat "menggali puing-puing dengan tangan kosong lantaran kurangnya peralatan dasar."
Militer Israel mengonfirmasi telah melancarkan serangan tersebut. Lagi-lagi Israel berkilah bahwa serangan itu menargetkan pusat komando dan kontrol Hamas.
Tanpa memberikan bukti, Israel mengatakan bahwa kompleks tersebut digunakan untuk merencanakan dan melancarkan serangan terhadap pasukan Israel di Gaza dan terhadap Israel.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengatakan serangan udara Israel ke sekolah Al Jaouni ini sudah kelewat batas.
"Apa nan terjadi di Gaza betul-betul tidak dapat diterima," kata Guterres melalui unggahan di platform media sosial X.
"Enam kolega kami dari @UNRWA termasuk di antara nan tewas."
(rds)
[Gambas:Video CNN]