Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut terjadi penurunan solidaritas dunia di tengah kondisi geopolitik nan terus bersambung dan telah menimbulkan banyak korban jiwa serta mengganggu rantai pasok global.
Hal itu dia sampaikan di hadapan delegasi dan ketua organisasi internasional nan datang dalam sesi Joint Leaders dan pembukaan Indonesia-Africa Forum II dan High Forum Multi-Stakeholder Partnership di Bali, Senin (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun nan sangat disayangkan, di saat seperti ini solidaritas internasional justru menurun, semangat multilateralisme justru semakin dikesampingkan, dan fragmentasi semakin melebar," kata Jokowi dalam siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/9).
Jokowi menilai kondisi itu pada akhirnya membikin negara-negara berkembang terdampak.l dia mengatakan jutaan rakyat negara berkembang nan bakal paling merasakan kesulitan. Padahal hanya tersisa enam tahun menuju 2030, dan baru 17 persen sasaran SDGs tercapai.
Padahal semua negara, lanjut Jokowi, hendak menciptakan perubahan positif di tengah bumi nan penuh dengan tantangan. Baik iti tantangan mengenai perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi nan belum membaik.
"Oleh karena itu, kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru. Kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan nan lebih setara dan inklusif bagi negara-negara berkembang," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Jokowi kemudian menekankan empat poin sebagai respons meningkatkan solidaritas berbareng di tengah tantangan geopolitik.
Pertama, pencapaian sasaran SDGs kudu tetap menjadi konsentrasi utama pembangunan global, nan diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional termasuk Agenda 2063 Afrika dan didukung Kemitraan Multi-Pihak.
Kedua, Indonesia menurutnya berkomitmen menjadi bagian dari solusi dunia memihak kepentingan Global South sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDG.
"Ini adalah komitmen nan konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia Afrika 69 tahun nan lalu," jelasnya.
Ketiga, Indonesia siap berkolaborasi dengan siapapun, utamanya dengan area Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global. Hasil kemitraan Indonesia-Afrika sejauh ini menurut Jokowi sangat nyata membawa peningkatan pesat volume perdagangan dan beragam kesepakatan perjanjian perdagangan.
"Bahkan, Indonesia-Africa Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan upaya nan nilainya mencapai 3,5 miliar US Dollar alias nyaris 6 kali lipat dari IAF pertama di tahun 2018," imbuhnya.
Keempat, Jokowi menekankan solidaritas dunia perlu dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan. Kemudian untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan sehingga seluruh pihak dapat saling melengkapi, dapat saling bahu membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global.
"Dan dengan semangat nan sama tahun depan, Indonesia bakal menyelenggarakan Platinum Jubilee of the Asian African Conference, memperingati 70 tahun KTT Asia Afrika," ujarnya.
(khr/bac)
[Gambas:Video CNN]