Jakarta, CNN Indonesia --
Penyakit autoimun kerap tak disadari oleh penderitanya apalagi sering dianggap 'penyakit biasa' nan bisa sembuh sendiri. Kenali jenis-jenis autoimun dan gejalanya berikut ini.
Autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh (sistem imun) secara keliru justru menyerang tubuh Anda.
Pada umumnya, sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari beragam kuman seperti kuman dan virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tubuh orang nan menderita penyakit ini, sistem imun berubah 'haluan' dengan menyerang sel-sel tubuh nan sehat. Sistem imun bakal melepaskan protein nan disebut autoantibodi nan menyerang sel-sel sehat.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis autoimun dan gejalanya.
Gejala umum autoimun
Di bumi kedokteran ada lebih dari 80 penyakit autoimun. Kendati demikian, beragam penyakit autoimun tersebut memperlihatkan beberapa indikasi awal nan condong sama.
Mengutip Healthline, indikasi awal pada penyakit autoimun bakal sangat mirip antara satu dengan nan lainnya, seperti berikut.
- kelelahan
- otot pegal
- bengkak dan kemerahan
- demam ringan
- kesulitan berkonsentrasi
- meninggal rasa dan kesemutan di tangan serta kaki
- rambut rontok
- ruam kulit
Setelah indikasi awal muncul, biasanya masing-masing penyakit autoimun bakal mulai memperlihatkan indikasi khasnya.
Jenis-jenis autoimun
Ilustrasi. Salah satu jenis autoimun adalah glukosuria tipe-1. (iStock/vadimguzhva)
Melansir beragam sumber, berikut ini jenis-jenis autoimun nan perlu diketahui:
1. Diabetes tipe-1
Pankreas menghasilkan hormon insulin nan membantu tubuh mengatur kadar gula darah. Pada glukosuria melitus-1, sistem kekebalan tubuh justru menyerang dan menghancurkan sel-sel nan memproduksi insulin di pankreas.
Kadar gula hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, ginjal, mata, dan saraf.
2. Rheumatoid arthritis
Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan tubuh menyerang sendi. Serangan ini menimbulkan ruam, demam, nyeri, dan rasa kaku pada persendian.
3. Psoriasis alias radang sendi
Ilustrasi. Salah satu jenis autoimun adalah psoriasis. (iStockphoto/eyepark)
Pada penderita psoriasis, sel keimunan menyerang kulit sendiri sehingga membikin kulit memproduksi sel lebih sigap dibandingkan kondisi normal. Akibatnya, munculruam kemerahan dan sisik di kulit nan menimbulkan rasa gatal.
Sel-sel kulit umumnya tumbuh dan luruh saat mereka tak lagi dibutuhkan. Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Sel-sel ini menumpuk dan membentuk bercak merah pada kulit.
Sebanyak 30 persen penderita psoriasis mengalami pembengkakan, rasa kaku, dan nyeri pada persendian.
4. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis merusak selubung mielin. Nama terakhir merupakan lapisan pelindung nan mengelilingi sel di dalam sistem saraf pusat Anda.
Kerusakan ini menyebabkan indikasi seperti meninggal rasa, lemak, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.
5. Systemic lupus erythematosus
Ilustrasi. Lupus termasuk salah satu jenis autoimun. (iStockphoto/Michail_Petrov-96)
Pada 1800-an, para mahir mendefinisikan penyakit lupus sebagai penyakit kulit nan timbul dengan ruam. Namun, penyakit ini justru memengaruhi banyak organ tubuh termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.
Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah indikasi nan paling umum dari penyakit autoimun satu ini.
6. Sjogren's syndrome
Penyakit autoimun ini bersifatnya kronis, bisa terjadi [dalam] jangka panjang, sistemik seperti lupus," ujar Alvina Widhani, master dari Divisi Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, beberapa waktu lalu.
Penyakit ini menyebabkan mata menjadi sangat kering. Umumnya, orang dengan Sjogren's syndrome bakal merasa matanya perih seperti terbakar. Mata juga bakal terasa gatal, utamanya setelah lama menatap layar komputer sehingga kudu meneteskan obat tetes.
Tak hanya pada mata, ada juga penderita nan mengalami mulut kering, susah menelan makanan tanpa air, perubahan pengecap, jamur di mulut, batuk kering, memek kering, mudah lelah, nyeri sendi, hingga gangguan kognitif.
7. Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis adalah kondisi kronis nan menyebabkan otot menjadi lemah. Ada beberapa indikasi nan dirasakan, seperti otot-otot rahang nan melemah, sehingga lebih susah untuk mengunyah makanan. Setelah rehat sejenak, otot-otot umumnya bakal kembali kuat dan aktivitas mengunyah kembali normal.
Penyakit ini diderita oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Duterte nan kala itu sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Rusia, mengatakan kepada organisasi Filipina di sana bahwa dia menderita myasthenia gravis, penyakit autoimun kronis nan telah menyebabkan sejumlah masalah medis, seperti membikin salah satu kelopak matanya 'turun'.
8. Penyakit radang usus
Penyakit radang usus adalah istilah nan digunakan untuk menggambarkan kondisi nan menyebabkan peradangan pada lapisan tembok usus.
9. Penyakit celiac
Ilustrasi. Penyakit celiac termasuk jenis autoimun. (iStockphoto/LightFieldStudios)
Orang dengan penyakit celiac umumnya tak bisa mengonsumsi makanan nan mengandung gluten nan umumnya ditemukan dalam gandum dan produk biji-bijian lainnya.
Saat gluten ada di usus kecil, sistem kekebalan menyerang bagian saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan.
Namun, penyakit satu ini kerap disalahartikan sebagai sensitivitas gluten nan tidak termasuk ke dalam golongan autoimun. Sama seperti penyakit celiac, kondisi sensitivitas gluten juga menimbulkan indikasi seperti diare dan sakit perut.
Itulah jenis-jenis autoimun dan gejalanya nan perlu diketahui.
(tim/pua)
[Gambas:Video CNN]