isa | CNN Indonesia
Selasa, 01 Okt 2024 10:30 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Lebanon menarik pasukan dari perbatasan saat Israel telah meluncurkan invasi ke negara tersebut pada Selasa (1/10).
Dalam dua pekan terakhir, Israel menggempur habis-habisan Lebanon dan menargetkan akomodasi Hizbullah. Serangan pasukan Zionis apalagi menyebabkan ribuan orang meninggal dan jutaan penduduk mengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah gempuran Israel, tentara Lebanon tampak tak melakukan serangan kembali alias melawan. Milisi Hizbullah nan justru kerap membalas rudal-rudal Zionis. Sejak agresi Israel ke Palestina, kedua pihak ini kerap saling serang di perbatasan.
Terlepas dari saling serang Hizbullah dan Israel, kenapa tentara Lebanon justru mundur saat pasukan Zionis mulai menginvasi?
Sumber keamanan Lebanon mengatakan pasukan negara ini mundur sekitar lima kilometer dari perbatasan. Penarikan pasukan Lebanon terjadi sesaat sebelum Israel melancarkan operasi darat terbatas ke negara tetangganya.
Juru bicara militer Lebanon tak mengonfirmasi alias membantah pergerakan pasukan mereka.
Sementara itu, pejabat militer Lebanon mengatakan ada "penempatan ulang" dari posisi terdepan nan dianggap rentan terhadap serangan Israel.
"[Tentara Lebanon sedang] menempatkan kembali dan mengelompokkan lagi pasukan di perbatasan selatan," kata pejabat itu, dikutip AFP.
Sejak Israel menggempur habis-habisan Lebanon, posisi dan kehadiran tentara negara ini terus dipertanyakan.
Banyak warganet nan merasa tak memandang tentara Lebanon menghalau serangan Israel alias apalagi sampai menyerang kembali pasukan Zionis, seperti nan dilakukan Hizbullah.
Ternyata, peran tentara Lebanon terutama saat bentrok membara jauh lebih rumit.
Jenderal di Angkatan Bersenjata Lebanon sekaligus Profesor geopolitik dari Universitas St Joseph Beirut, Khalil Helou, membeberkan posisi rumit tentara negara ini.
Dia menyebut peran tentara Lebanon tak hanya mempertahankan perbatasan negara.
"Tentara Lebanon tunduk pada petunjuk pemerintah," kata Helou, dikutip Euronews.
Dia lampau berujar, "Selama ini, dan untuk waktu nan lama, telah terjadi perpecahan nan ekstrem. Angkatan darat dibiarkan sendiri."
Bersambung ke laman berikutnya...