Kominfo Soal Edaran Azan Magrib di TV Saat Misa Paus: Bersifat Imbauan

Trending 1 month ago

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi meminta agar info pemerintah agar televisi menayangkan azan Magrib dalam corak teks melangkah alias running text seiring siaran langsung misa berbareng Paus Fransiskus, Kamis (5/9) besok tidak bersambung menjadi polemik.

Budi mengatakan info itu berkarakter imbauan kepada stasiun televisi.

"Jangan dipolemikkan, [sifatnya] mengimbau kan itu," kata Budi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi pun meminta agar kelanjutan info itu ditanyakan kepada Kementerian Agama.

"Itu permintaan Kementerian Agama," ujarnya.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Prabu Revolusi juga menyatakan surat info tersebut hanya berkarakter imbauan. Ia menyatakan keputusan tetap diserahkan ke lembaga penyiaran masing-masing.

"Yang perlu dipahami adalah ini merupakan sebuah imbauan untuk TV dapat mengganti azan dengan running text, apakah televisi harus? Tidak. Tergantung kepada lembaga penyiaran masing-masing," kata Prabu saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (4/9).

Prabu menyatakan surat nan dikeluarkan Kominfo hanya meneruskan surat dari Kemenag, karena kementeriannya nan berasosiasi langsung dengan lembaga penyiaran.

Ia menekankan bahwa nan diimbau untuk diganti menjadi running text, bukan kalimat adzan. Namun, pemberitahuan waktu salat nan ditandai dengan adzan.

"Bukan azan jadi running text, enggak. Menggantikan waktu azan, pengingat waktu azan jadi running text," ujarnya.

Prabu mengatakan praktik sebelumnya juga sering dilakukan lembaga penyiaran ketika ada peristiwa penting.

"Misalnya ketika ada peristiwa krusial di sela-sela waktu azan terutama di magrib, itu kan beberapa TV juga bisa tidak menayangkan adzan," ujarnya.

Sebelumnya, surat Kemenag ke Kominfo bernomor B6/DJ.V/BA.03/09/2024 tertanggal 1 September 2024 nan ditandatangani oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dan Dirjen Bimas Katolik Suparman.

Surat itu menjelaskan misa Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno, Jakarta bakal disiarkan langsung di televisi pada pukul 17.00 sampai 19.00 WIB.

"Kementerian Agama menyarankan agar Misa nan dipimpin oleh Paus Fransiskus pada tanggal 5 September 2024 pada pukul 17.00 s.d. 19.00 WIB disiarkan secara langsung dengan tidak terputus pada seluruh televisi nasional," bunyi salah satu poin surat dari Ditjen Bimas Islam dan Katolik Kemenag tersebut.

Kemenag kemudian meminta azan Maghrib juga disiarkan di televisi namun melalui teks melangkah alias running text.

"Sehubungan dengan perihal tersebut, minta kiranya penyiaran Azan Magrib dapat dilakukan dengan running text," bunyi surat tersebut.

"Teknis penayangan siaran kedua momen tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika berbareng dengan Pool TV," tambahnya.

Juru Bicara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Sunanto membenarkan surat nan dikirim Kemenag ke Kominfo tersebut sebagai corak koordinasi antarlembaga negara.

Ia menegaskan umat Katolik di seluruh Indonesia pasti mau mengikuti misa berbareng Paus Fransiskus. Namun, tak semuanya dapat undangan untuk langsung datang ke Stadion GBK, Jakarta. Karenanya, umat Katolik bisa mengikuti misa melalui siaran di televisi.

"Kita tidak menghilangkan pemberitahuan azan. Tapi kan kita hanya menyampaikan diganti dengan teks lantaran pertama bahwa misa Paus nan disiarkan di TV itu bakal diikuti oleh umat Katolik se-Indonesia," kata dia.

(khr/yoa)

[Gambas:Video CNN]