CNN Indonesia
Sabtu, 21 Sep 2024 18:35 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Setidaknya sebanyak 53 orang tewas dan 51 orang lainnya tetap lenyap lantaran perselisihan nan terjadi antar golongan dalam kartel narkoba di wilayah Sinaloa, Meksiko, pecah sejak awal September 2024.
Seperti diberitakan Reuters pada Jumat (20/9), kekerasan mengerikan antar golongan dalam kartel tersebut disebut belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konflik internal nan meluas tersebut terjadi antara dua faksi paling kuat dalam kartel narkoba itu. Perselisihan dimulai sejak pemimpin salah satu golongan tersebut, Ismael 'El Mayo' Zambada, ditangkap di Amerika Serikat pada Juli 2024.
Zambada nan berumur 74 tahun tersebut menuding seorang personil senior faksi lain kartel itu, Los Chapitos, menculiknya dan menerbangkan dirinya ke Amerika Serikat tanpa sepengetahuannya.
Sejak pertempuran berupa baku tembak pecah pada 9 September, kehidupan masyarakat di kota Culiacan terganggu, seperti sekolah terpaksa tutup beberapa hari dan restoran serta toko tutup lebih awal.
Gubernur Sinaloa, Ruben Rocha Moya mengatakan pada Jumat (20/9), bahwa lebih dari 40 orang ditangkap dalam beberapa hari terakhir. Sementara itu, lebih dari lima ribu paket makanan dibagikan di seluruh Sinaloa.
Pihak militer Meksiko nan berjuang meredakan pertempuran tersebut menangkap kepala keamanan Archivaldo Guzman pada Kamis (19/9), serta pemimpin Los Chapitos sekaligus putra mantan gembong Sinaloa, Joaquin 'El Chapo' Guzman.
Sementara itu, menurut sumber keamanan federal, Fernando Perez Medina nan dikenal juga sebagai El Piyi turut ditangkap di Culiacan.
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Kamis (19/9) bahwa Amerika Serikat ikut bertanggung jawab atas kekacauan tersebut lantaran mereka "melaksanakan operasi ini".
Ucapan Obrador tersebut merujuk pada perbincangan sebelumnya antara pejabat AS dan Joaquin Guzman Lopez, pihak nan menculik Zambada.
Pejabat AS juga sudah mengonfirmasi secara pribadi bahwa mereka mengadakan pembicaraan dengan Guzman. Namun Duta Besar AS untuk Meksiko, Ken Salazar, mengatakan pada bulan lampau bahwa pejabat AS terkejut menemukan Zambada di AS.
(Reuters/end)
[Gambas:Video CNN]