Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Selatan menggandeng ASEAN untuk mencegah ancaman di Semenanjung Korea setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berambisi menambah kekuatan senjata nuklir.
Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang Keun mengatakan Korut mengirim pesan kuat dengan menyebut bakal menambah kekuatan senjata nuklir.
"Jadi apa nan diharapkan dari ASEAN dan gimana Korea dan ASEAN melakukan kerja sama? Saya kira perihal nan krusial adalah kita kudu melakukan ini: mengirim pesan nan betul ke Korea Utara," kata Lee di Jakarta, Selasa (10/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu terlontar saat Lee datang dalam aktivitas workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea nan digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF) di Jakarta.
Lee mengatakan ASEAN saat ini mempunyai posisi krusial dan bunyi blok tersebut patut diperhitungkan.
"Jadi jika ASEAN memperingatkan Korea Utara untuk berhenti, maka Korea Utara bakal menganggapnya serius. Karena bagi Korea Utara, ASEAN tidak bisa meninggalkan mereka," imbuh Lee.
Lee juga menyarankan ASEAN bisa meminta Korut konsentrasi dan melakukan hal-hal nan baik untuk penduduk negara Asia Timur itu.
Lebih lanjut, Lee juga mengatakan tak ada pihak mana pun nan menakut-nakuti negara ketua Kim Jong Un.
Kim sebelumnya mengatakan Korut tengah membangun kekuatan untuk menambah jumlah senjata nuklir secara eksponensial.
Korut, lanjut dia, kudu menyiapkan keahlian nuklir dan menggunakan dengan betul di waktu tertentu, guna menjamin keamanan negara.
"Kehadiran militer nan kuat diperlukan untuk menghadapi beragam ancaman nan ditimbulkan oleh Amerika Serikat dan para sekutunya," kata Kim saat pidato peringatan Korut pada Senin (9/9), dikutip Straits Times.
Selain itu, Kim menyebut Korut sedang menghadapi ancaman serius dari blok militer berbasis nuklir, nan dipimpin AS di wilayah tersebut.
Pekan ini, Korsel bakal mengadakan pertemuan menteri-menteri pertahanan dengan negara-negara personil Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Command/UNC).
UNC dipimpin komando militer AS nan ditempatkan di Korsel.
Agustus lalu, Jerman ikut berasosiasi dengan UNC di Korea Selatan untuk membantu menjaga perbatasan. Negara Eropa itu juga berkomitmen untuk memihak Korsel jika terjadi perang dengan Korut.
Korut seketika murka. Mereka mengkritik UNC sebagai "organisasi perang ilegal".
Korut juga menyebut keputusan Jerman berasosiasi UNC sebagai tindakan nan bakal menambah ketegangan.
(isa/bac)
[Gambas:Video CNN]