Netanyahu Ancam Gempur Yaman Usai Rudal Houthi Hantam Israel

Trending 3 weeks ago

CNN Indonesia

Minggu, 15 Sep 2024 19:29 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ancam serangan jawaban usai rudal Houthi Yaman menghantam Israel Tengah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ancam serangan jawaban usai rudal Houthi Yaman menghantam Israel Tengah. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Houthi Yaman mengenai tindakan pembalasan atas serangan rudal ke wilayah Israel Tengah pagi tadi.

"Pagi ini, Houthi meluncurkan rudal dari Yaman ke wilayah kami. Mereka semestinya sudah tahu bahwa kami akan membayar nilai nan mahal untuk setiap upaya menyakiti kami," kata Netanyahu seperti dikutip dari AFP, Minggu (15/9).

"Mereka nan memerlukan pengingat dalam perihal ini diundang untuk mengunjungi Pelabuhan Hodeida," tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini merujuk pada kota di Laut Merah Yaman nan dibom oleh pesawat tempur Israel pada bulan Juli setelah Houthi menyatakan serangan pesawat nirawak nan menewaskan seorang penduduk sipil di Tel Aviv.

Houthi termasuk dalam kelompok-kelompok nan didukung Iran di Timur Tengah nan telah terseret ke dalam bentrok nan dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.

Di sisi utara Israel, aktivitas Hizbullah Lebanon saling melepaskan tembakan dengan pasukan Israel dalam pertempuran nan bisa berubah menjadi perang habis-habisan.

Pada Minggu pagi tadi sekitar 40 proyektil ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Galilea dan Dataran Tinggi Golan nan dianeksasi, kata militer Israel.

Puluhan ribu orang telah mengungsi di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon, dan Netanyahu mengatakan bahwa situasi saat ini tidak dapat dipertahankan.

"Situasi nan ada tidak bakal berlanjut. Kami bakal melakukan segala nan diperlukan untuk mengembalikan masyarakat kami dengan selamat ke rumah mereka," ucap dia.

"Kami berada dalam kampanye multi-arena melawan poros jahat Iran nan berupaya menghancurkan kami," imbuhnya.

Dia menggambarkan pembicaraan dengan masyarakat dan pihak berkuasa di wilayah utara dengan mengatakan, "Saya mendengar kesusahan, saya mendengar tangisan," ujarnya.

"Status quo tidak bakal berlanjut. Ini memerlukan perubahan dalam keseimbangan kekuatan di perbatasan utara kami," sambungnya.

(dis/isn)

[Gambas:Video CNN]