Paus Fransiskus dari Argentina, Wali bagi Kaum Miskin dan Tersisihkan

Trending 1 month ago

Jakarta, CNN Indonesia --

Paus Fransiskus ramai menjadi pembicaraan lantaran bakal melawat ke sejumlah negara di Asia Pasifik termasuk Indonesia pada pekan ini.

Paus berangkat dari Roma, Italia, pada Senin (2/9). Dia dijadwalkan bakal tiba di Indonesia besok, Selasa, sekitar pukul 10.55 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia menjadi negara pertama nan dikunjungi dalam tur apostolik Paus. Dia bakal berada di negara ini pada 3-6 September.

Paus Fransiskus mempunyai nama original Jorge Mario Bergoglio. Dia lahir dari pasangan imigran Italia di Bueno Aires, Argentina pada 17 Desember 1936.

Bergoglio sempat belajar di sekolah menengah untuk menjadi teknisi Kimia. Dia lampau bekerja sejenak di industri pengolahan makanan dan merasa terpanggil untuk melayani gereja.

Pada 1958, dia masuk novisiat Jesuit dan ke beranjak dan belajar humaniora di Santiago, Chili. Bergoglio juga memperoleh lisensiat-setara dengan gelar master-dalam makulat di provinsi Buenos Aires.

Setelah lulus, Bergoglio mengajar sastra dan ilmu jiwa di sekolah menengah sembari mengejar gelar di bagian teologi. Ia ditahbiskan sebagai pendeta pada 1969, dan mengucapkan kaul kekal dalam ordo Jesuit pada 1973.

Lalu pada 1973-1979, dia menjabat sebagai superior (kepala) provinsi Jesuit Argentina.

Masa kedudukan Bergoglio sebagai kepala Jesuit di Argentina bertepatan dengan kudeta militer nan terjadi pada 1976. Penggulingan kekuasan ini dipimpin Letnan Jenderal Jorge Rafael Videla.

Di tahun-tahun berikutnya kudeta juga terjadi di negara tersebut alias dikenal Dirty War. Junta saat itu menculik, menyiksa, menghilangkan, hingga membunuh orang-orang berpatokan kiri alias golongan nan dianggap subversif.

Bergoglio turut membantu mengamankan penduduk sipil dari junta militer. Dia juga membantu mereka nan mau melarikan diri ke luar negeri.

Pada 1976, dua pendeta Jesuit nan bekerja di lingkungan miskin menghilang. Mereka baru ditemukan lima bulan kemudian dalam kondisi tetap hidup dan terbius.

Bertahun-tahun setelah Dirty War, peran Bergoglio dalam penculikan dan pembebasan para pendeta menimbulkan kontroversi.

Beberapa kritikus menyalahkan Bergoglio lantaran kandas melindungi para pendeta dan apalagi menuduhnya menyerahkan orang-orang itu ke rezim. Sejumlah pihak lain menerima klaim bahwa secara diam-diam dia menengahi rezim untuk mengamankan pembebasan penduduk sipil.

Pada akhirnya, gugatan terhadap Bergoglio nan menuding terlibat dalam penghilangan para pendeta dibatalkan.

Bertahun-tahun kemudian tepatnya pada 1988, dia menjadi Uskup Agung Buenos Aires.

Lalu pada 2013, dia menjadi pemimpin tertinggi gereja Katolik sedunia dan kepala negara Vatikan usai Paus Benediktus XVI mengundurkan diri.

Fransiskus menjadi paus pertama dari Amerika Selatan dan nan pertama pula dari Ordo Jesuit.

Selama memimpin, Paus Fransiskus dikenal mempunyai banyak gebrakan dan sebagai sosok nan rendah hati dan dekat dengan orang miskin, demikian dikutip Britannica.

Bersambung ke laman berikutnya...