Jakarta, CNN Indonesia --
Siswadi, penduduk Desa Menawan, Kecamatan Gebok, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menceritakan kisah suksesnya menjadi petani jambu gambaran nan saat ini dijalaninya.
Menurut Siswandi, semua itu berasal dari seorang petani di desanya nan seraing melakukan penemuan dan membeli bibit jambu ke wilayah lain. Salah satu bibit itu rupanya jambu citra, jambu nan banyak diminati masyarakat.
Mengetahui perihal tersebut, sejumlah petani di desanya, termasuk dirinya pun memberanikan diri untuk beranjak menanam jambu citra. Kini, nyaris hampir setiap penduduk mempunyai pohon jambu gambaran nan sekarang jumlahnya mencapai ribuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya belum tahu jenisnya jambu apa, sampai akhirnya tumbuh dan rupanya itu adalah jambu gambaran nan laku banget di wilayah Jakarta. Akhirnya penduduk nan tadinya petani padi, tebu, dan jambu cincalo beranjak menanam jambu citra," ujar Siswadi.
Setelah melalui proses akhirnya dia pun sukses menanam pohon tersebut. Berbekal pengetahuan nan didapatkannya, lantas Siswadi mengusulkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
Dana pinjaman itu digunakan untuk perawatan pohon jambu citra, antara lain membeli pupuk dan obat hama. Sebab, baginya perawatan pohon jambu gambaran kudu maksimal.
"Perawatannya nggak bisa asal-asalan. Pohon nan lebat bunganya, kami atur jaraknya sekitar 20 cm biar hasilnya maksimal. Jambu kemudian dibungkus menggunakan plastik sebelum akhirnya dipanen," jelas Siswadi.
Bukan sekadar membeli pupuk dan obat (benih)penyakit saja, KUR dari BRI juga dimanfaatkannya untuk membeli jaring perangkap bagi si pemangsa jambu citra, kelelawar. Selama nyaris enam tahun menjadi petani jambu citra, selama itu pula Siswadi mendapat KUR dari BRI.
Awalnya Siswadi hanya mempunyai 50 pohon jambu gambaran nan ditanamnya sendiri. Namun memandang permintaan pasar nan tinggi sekaligus jadi kesempatan upaya menjanjikan, Siswadi sekarang mempunyai sekitar 150 pohon jambu citra. Sekali panen dari ratusan pohon itu, Siswadi bisa menghasilan sekitar tiga ton jambu citra.
Hasil panen memang terlihat memuaskan, namun bukan berfaedah selama menjalankan prosesnya Siswadi tak pernah gagal. Bukan sekali apalagi berkali-kali. Bagi Siswadi kandas sekali bukan berfaedah kandas selamanya.
Gagal panen, kata Siswadi, biasanya lantaran ada hambatan (benih)penyakit nan membikin buah jadi busuk, gembos, ada bintik hitam. Biasanya juga disebabkan lantaran musim kadang hujan kadang panas.
"Pernah kandas sampai satu kwintal lantaran bintik hitam dan busuk, pengepul nggak mau lantaran abnormal sedikit saja, satu malam dibawa ke Jakarta bisa busuk," ujar Siswadi.
Namun dia tidak menyerah dengan kegagalan itu. Siswandi selalu tekun menjalankan usahanya dan sukses menjadi petani jambu gambaran untuk didistribusikan ke Jakarta, seperti Kramat Jati, area Ceger, Poris, dan ke pedagang kaki lima.
BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Tanah Air selalu konsisten dalam memberikan support permodalan bagi pelaku UMKM. Hal itu diakui oleh Siswadi, di mana nyaris semua penduduk di Desa Menawan mendapat support KUR dari BRI.
Melalui BRI, Siswadi berambisi ke depannya jamu gambaran bisa lebih dikenal di kota lain dan KUR dapat dipermudah lagi terutama bagi UMKM lain nan belum mendapatkannya. Itu lantaran menurut dia, KUR bagi petani jambu gambaran dapat membantu meringankan untuk biaya perawatan.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro Supari mengungkapkan BRI selaku bank terbesar dalam penyaluran KUR di tanah air selalu konsisten dalam memberikan support permodalan bagi pelaku UMKM dan memberikan pendampingan upaya dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM.
Hingga akhir Agustus 2024 BRI telah sukses menyalurkan KUR kepada 2,6 juta debitur UMKM dengan total nilai mencapai Rp126,12 triliun. Penyaluran KUR BRI tersebut setara dengan 76,44% dari total sasaran penyaluran di tahun 2024 sebesar Rp165 triliun.
Apabila dirinci, kebanyakan penyaluran KUR BRI didominasi oleh sektor produksi sebesar 59,41%. Sektor produksi ini diantaranya sektor pertanian, perikanan, industri dan jasa lainnya.
Di sisi lain, BRI juga sukses menjaga kualitas KUR nan disalurkan. Hal ini tercermin dari rasio NPL KUR nan berada di kisaran 2,31%.
Penyaluran KUR oleh BRI ini merupakan salah satu bentuk nyata komitmen BRI dalam mendukung sektor UMKM nan menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Dengan kembang nan rendah dan persyaratan nan mudah, KUR BRI diharapkan bisa meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku upaya mikro dan mini nan memerlukan modal untuk mengembangkan usahanya.
(inh)