Perang Saudara, Setengah Populasi Sudan Hadapi Kelaparan Ekstrem

Trending 4 weeks ago

CNN Indonesia

Minggu, 08 Sep 2024 15:25 WIB

WFP dalam unggahannya di platform media sosial X pada Minggu (8/9) menyebut bahwa Perang di Sudan menjadi penyebab musibah kelaparan ekstrem tersebut. Khartoum North, Kota di Sudan nan porak poranda lantaran perang saudara. (REUTERS/MOHAMED NURELDIN ABDALLAH)

Jakarta, CNN Indonesia --

Program Pangan Dunia (The World Food Program, WFP) mengungkapkan ancaman kelaparan ekstrem nan menimpa Sudan. Bahkan, separuh populasi negara nan terletak di Benua Afrika itu kudu menghadapi kelaparan ekstrem.

WFP dalam unggahannya di platform media sosial X pada Minggu (8/9) menyebut bahwa Perang di Sudan menjadi penyebab musibah kelaparan ekstrem tersebut.

"Perang Sudan telah berkecamuk selama lebih dari 500 hari, membikin separuh dari populasi (25,6 juta orang) mengalami kelaparan ekstrem dan menyebabkan konfirmasi pertama kelaparan di mana pun di bumi sejak 2017," bunyi pernyataan WFP dalam unggahannya di X, Minggu (8/9), seperti dilansir Gulf Times.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut perkiraan tidak resmi terbaru, populasi Sudan saat ini sekitar 49,5 juta orang. Islam adalah nan kepercayaan terbesar di Sudan, dan Muslim telah mendominasi lembaga pemerintah nasional sejak kemerdekaan pada tahun 1956.

Statistik menunjukkan bahwa populasi Muslim di Sudan adalah 97 persen, termasuk sejumlah penduduk keturunan Arab dan golongan non-Arab.

WFP menjelaskan bahwa saat ini tidak. boleh ada waktu untuk disia-siakan dalam membantu Sudan. Akses dan pendanaan kemanusiaan bagi rakyat Sudan dianggap tetap krusial di tengah kondisi sekarang.

Bencana pangan dan kesehatan bertepatan dengan penderitaan nan terus bersambung akibat perang kerabat nan terjadi di negara itu sejak tahun lalu.

Pertempuran antara tentara Sudan dan Rapid Support Forces terjadi sejak April 2023, nan menurut laporan PBB telah menyebabkan lebih dari 10,7 juta orang mengungsi.

Sementara jumlah pengungsi di luar negeri telah mencapai sekitar 2,3 juta orang, dengan anak-anak nan merupakan 50 persen dari pengungsi internal.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]