Marangkayu, CNN Indonesia --
PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) membantu golongan petani kopi lokal di Prangat Baru, Marangkayu, Kutai Kartanegara, membangun wilayah setempat menjadi area edukasi dan wisata (eduwisata).
Ketua Kelompok Tani Kampung Kopi Luwak Prangat Baru (Kapak Prabu) Rindoni mengatakan gambaran eduwisata nan saat ini sudah melekat tersebut merupakan hasil kerjasama dengan PHKT nan telah melangkah kurang lebih lima tahun.
Rindoni bercerita kerjasama itu berasal ketika PHKT selaku pengelola akomodasi hulu migas Terminal Santan memberi support pupuk kompos hasil biogreening kepada golongan petani kopi di Desa Prangat Baru pada 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan kerjasama itu kemudian bersambung hingga akhirnya program Kapak Prabu sukses melakukan budi daya Kopi Liberika dan Kopi Luwak nan pertama dan menjadi satu-satunya di Kalimantan Timur.
"Potensi Kapak Prabu ini tumbuh menjadi kampung ekowisata nan ditandai dengan terbentuknya empat golongan sadar wisata (Pokdarwis) Desa Prangat Baru dengan total 152 penerima manfaat," jelasnya kepada wartawan, Rabu (11/9).
Ia mengatakan sejak dibantu oleh PHKT untuk menjadi sebagai letak eduwisata, jumlah visitor baik domestik maupun mancanegara terus meningkat setiap tahunnya. Mulai dari 591 visitor pada 2022, sekarang berkembang menjadi 1.763 visitor di tahun 2023 kemarin.
Rindoni menuturkan adanya Program Kapak Prabu tersebut juga bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat. Di sisi lain, dia menyebut lingkungan juga tetap terjaga lewat konservasi satwa luwak.
Ia mengatakan rata-rata pendapatan personil Kapak Prabu bisa tumbuh dari awalnya hanya sebesar Rp3,2 juta per bulan pada tahun 2022 menjadi Rp4,7 juta per bulan pada tahun 2023. Rindoni menyebut omset penjualan kopi liberika bisa mencapai Rp72 juta setiap tahunnya.
Lebih lanjut, dia berambisi keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah Kalimantan Timur juga dapat membawa akibat positif untuk penjualan produk kopi luwak mereka.
Rindoni meyakini andaikan perihal tersebut dapat dimanfaatkan melalui strategi branding dan pemasaran nan tepat bakal semakin meningkatkan nilai jual kopi luwak dan liberika nan telah dibudidaya.
Setelah nyaris lima tahun mendapatkan pendampingan dari PHKT, program Kapak Prabu tersebut dinilai telah siap untuk dilakukan secara mandiri. Oleh karenanya, Rindoni mengatakan pihaknya siap membuka kerjasama dengan para pemangku kepentingan lainnya.
PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) membantu golongan petani kopi lokal di Prangat Baru, Marangkayu, Kutai Kartanegara, membangun wilayah setempat menjadi area edukasi dan wisata (eduwisata). (Dok. Pertamina)
"Keterlibatan pemerintah juga penting, di mana pemerintah kudu ada kontribusi untuk petani dengan memberikan pendapat nan dapat diaplikasikan dengan jelas. Selain itu, kalangan akademisi juga dapat membantu membina menjadikan petani nan serius agar hasilnya lebih optimal," tuturnya.
Sementara itu Manager Communication Relations & CID PHI Dony Indrawan meyakini bahwa hubungan nan selaras dengan masyarakat di wilayah operasi Perusahaan bakal mendukung keberhasilan dan keberlanjutan operasi dan upaya Perusahaan.
"Oleh lantaran itu, kami mendukung pengembangan kemandirian masyarakat melalui program-program CSR nan inovatif dan berkelanjutan," jelasnya.
Menurutnya kerjasama dengan pemangku kebijakan serta pemanfaatan potensi lokal menjadi solusi atas persoalan nan dihadapi masyarakat serta kunci keberhasilan program CSR perusahaan.
Ia mencontohkan pada Program Kapak Prabu misalnya, perusahaan sukses mewujudkan kampung eduwisata dan ekologi melalui pendampingan dan pengembangan sumber daya alam dan manusia nan ada.
Tidak hanya soal kopi, Dony menambahkan Program Kapak Prabu juga telah menerapkan teknologi ramah lingkungan, konservasi satwa, hingga wisata berbasis pendidikan bagi masyarakat untuk melestarikan lingkungan.
"Dengan pengembangan menjadi area eduwisata, paradigma masyarakat terhadap luwak juga berubah. Kini masyarakat percaya bahwa luwak kudu dilindungi kelestariannya lantaran menghasilkan hubungan nan mutual sekaligus nilai ekonomi tinggi dari biji kopi nan dimakannya," pungkasnya.
PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) membantu golongan petani kopi lokal di Prangat Baru, Marangkayu, Kutai Kartanegara, membangun wilayah setempat menjadi area edukasi dan wisata (eduwisata). (Dok. Pertamina).
(fiq/agt)