CNN Indonesia
Minggu, 22 Sep 2024 08:30 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Sabtu (21/9), meminta organisasi internasional mengutuk Israel usai membantai puluhan warganya melalui serangan udara.
Ia menyebut serangan Israel ke Lebanon itu sebagai pembantaian nan brutal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bermaksud pergi ke New York (markas Persatuan Bangsa-Bangsa/PBB) sebagai bagian dari upaya diplomatik Lebanon selama Sidang Majelis Umum PBB untuk menghentikan agresi Israel terhadap Lebanon dan pembantaian nan dilakukan musuh," ujar Mikati, dikutip dari Anadolu Agency.
"Mengingat perkembangan mengenai agresi Israel terhadap Lebanon, saya membatalkan rencana perjalanan saya. Saat ini tidak ada prioritas selain menyetop pembantaian dan sejumlah jenis perang nan dilakukan Israel musuh kami," tuturnya lagi.
Lebih lanjut, Mikati meminta "komunitas internasional dan rasa kemanusiaan untuk berada di posisi nan jelas mengenai pembantaian mengerikan ini dan menerapkan norma internasional demi melindungi sarana teknologi sipil agar tidak menjadi sasaran."
Total sudah 37 orang tewas termasuk wanita dan anak-anak dalam serangan Israel di pinggiran Kota Beirut pada Jumat (20/9) waktu setempat.
Kelompok milisi pro-Iran Hizbullah menyatakan sebanyak 16 anggotanya termasuk pemimpin senior Irahim Aqil dan komandan Ahmed Wahbi terbunuh dalam serangan Israel tersebut.
Serangan itu dilakukan Israel setelah 39 orang tewas dan 3 ribu lainnya luka-luka akibat ledakan piranti komunikasi nirkabel di Lebanon.
Israel sendiri memilih tutup mulut meski pemerintah Lebanon dan Hizbullah menuduh Tel Aviv sebagai dalang di kembali teror ledakan pager tersebut.
Hizbullah dan Israel terlibat pertempuran sengit sejak Tel Aviv melakukan agresi ke Jalur Gaza sebagai jawaban atas serangan dan penculikan penduduk Israel oleh golongan perlawanan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Serangan sadis Israel itu menewaskan sekitar 41.400 penduduk Gaza.
(tim/bac)
[Gambas:Video CNN]