CNN Indonesia
Rabu, 04 Sep 2024 13:50 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghapus peta Tepi Barat, wilayah Palestina nan diduduki pasukan Israel selama ini.
Netanyahu menunjukkan peta Jalur Gaza saat konvensi pers di Yerusalem pada Senin (2/9). Dia berdiri di depan peta digital seukuran dinding.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam peta itu tertuang keterangan dengan bahasa Ibrani.
"Koridor Philadelphia di bawah kendali militer Israel [tanpa ada Tepi Barat]," demikian tulisan di peta digital tersebut, dikutip Middle East Eye.
Kontrol Israel di Koridor Philadelphia juga menjadi salah satu tuntutan dalam gencatan senjata. Mereka menyatakan permintaan ini untuk mencegah penyelundupan senjata.
Namun, Hamas menolak usulan tersebut dan menyebut Israel hanya mau memperpanjang agresi.
Penyajian peta itu lantas menuai kecaman dari banyak pihak.
Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan penghapusan Tepi Barat dari peta digital itu "menunjukkan pelanggaran serius" oleh Israel.
"Ini pelanggaran serius terhadap semua resolusi legitimasi internasional dan perjanjian nan ditandatangani," kata Rudeineh, dikutip Anadolu Agency.
Lebih lanjut, dia menyebut tindakan itu sebagai sikap nyata Israel nan memang berencana memperkuat dan mengumumkan aneksasi Tepi Barat.
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zomlot mengatakan tindakan Netanyahu menghapus Tepi Barat dari peta "bertujuan menghapus rakyat Palestina dan mengambil sisa tanah mereka."
Ia menunjukkan ironi situasi tersebut, dengan menanyakan apa nan bakal terjadi jika seorang politikus Palestina melakukan tindakan serupa.
Pakar sejarah Timur Tengah Assal Rad mengungkapkan penghapusan Tepi Barat merupakan kampanye genosida seperti di Gaza.
"Serangan total terhadap keberadaan Palestina nan dimungkinkan support Amerika Serikat, " ujar Rad.
Penyajian peta Jalur Gaza tanpa Tepi Barat terjadi saat Israel melancarkan agresi ke wilayah-wilayah tersebut. Selama operasi, pasukan Zionis menggempur habis-habisan penduduk dan objek sipil.
Imbas agresi Israel lebih dari 40.600 orang di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah tak bisa dihuni, akomodasi sipil hancur, dan jutaan penduduk Gaza terpaksa mengungsi.
(isa/bac)
[Gambas:Video CNN]