CNN Indonesia
Senin, 02 Sep 2024 18:14 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Spesies anggrek jenis baru dari genus bulbophyllum ditemukan Tim Ekspedisi Cagar Alam Bukit Sapat Hawung, Murung Raya Kalimantan Tengah.
Wilayah ini sejak lama dikenal mempunyai kekayaan hayati nan merupakan salah satu nan tertinggi di Indonesia. Spesies baru ini dinamai bulbophyllum sapathawungense nan merupakan family bulbophyllum bruneiense (populasi di brunei) dan bulbophyllum ecornutum (populasi di Kalimantan, Jawa, Sumatra).
Ciri unik jenis baru ini adalah pada bagian morfologi labellum, mempunyai ridges nan tidak umum, juga karakter unik pada side-lobe nya, di mana karakter ini tidak dimiliki oleh jenis kerabat dekatnya seperti bruneiense dan ecornutum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini kita mewarisi sebuah narasi bahwa Indonesia itu kaya. Namun masyarakat sendiri banyak nan tidak mengetahui kekayaan Indonesia itu seperti apa. Nah bukti konkret nan menunjukkan biodiversity Indonesia itu kaya adalah salah satunya dengan ditemukannya jenis spesies-spesies baru untuk sains," kata ahli anggrek Yayasan Tumbuhan Asli Nusantara dan Yayasan Konservasi Biota Lahan Basah Yuda Yudisira kepada CNN Indonesia, Senin (2/8).
Tim sudah menerbitkan lebih dari delapan publikasi ilmiah mengenai jenis baru dan temuan catatan pengedaran baru Anggrek untuk Indonesia.
"Temuan ini menjadi dasar klaim kekayaan biodiversity di Indonesia nan jelas sangat kaya, sehingga tetap bisa ditemukan jenis tumbuhan baru saat rimba tersebut dieksplorasi Tim," tambah Yuda.
Ia mengkhawatirkan banyaknya jenis tanaman dan hewan nan terancam punah sebelum sempat diidentifikasi dan dicatat sebagai bagian dari kekayaan hayati Indonesia akibat pesatnya pemanfaatan alam dan perubahan iklim.
"Seperti degradasi pembukaan lahan rimba (tempat jenis hidup), untuk lahan kebun sawit, nan dimana perihal ini merusak ekosistem dan secara langsung berakibat pada perubahan iklim," kata Yuda.
Saat ini diperkirakan tetap ada ratusan jenis tanaman dari bermacam family di Indonesia nan belum ditemukan secara resmi, khususnya jenis dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Riset botani sangat minim dilakukan di Indonesia, lantaran terbatasnya akses, biaya, serta minimnya tenaga mahir di bidangnya.
(dsf/sur)
[Gambas:Video CNN]