Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memprediksi kontribusi ekonomi syariah terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai US$10 miliar alias setara Rp155,36 triliun (asumsi kurs Rp15.536 per dolar AS) pada 2030.
"Pada tahun 2030, kontribusi ekonomi syariah terhadap PDB nasional diperkirakan bakal mencapai US$10 miliar alias setara dengan 1,5 persen PDB nasional," ujar dia dalam peresmian Center for Sharia Economic Development oleh INDEF di Aryaduta Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
Ia juga memandang di masa mendatang ekonomi syariah bakal melaju kencang seiring perkembangan digitalisasi dan selaras dengan konsep ekonomi hijau nan mengutamakan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Indonesia saat ini mempunyai visi besar untuk menjadi pemain utama ekonomi dan finansial syariah di tingkat global.
Ma'ruf bercerita perjalanan pengembangan ekonomi dan finansial syariah di Indonesia dimulai dari berdirinya Lembaga Perbankan Syariah pada awal 1990-an.
"Dalam lima tahun terakhir, ranking ekonomi dan finansial syariah Indonesia di tingkat dunia terus meningkat dari posisi ke-10 naik menjadi posisi ke-3. Indonesia sukses juga mempertahankan posisi ke-2 di sektor makanan legal dan posisi ke-3 di sektor vision muslim," ucapnya.
Bahkan pada 2024, imbuhnya, Indonesia sukses meraih ranking pertama pada Global Muslim Travel Index (GMTI) oleh Mastercard-Crescentrating.
Lebih lanjut, Ma'ruf menyebut perkembangan finansial syariah saat ini terlihat dari semakin bervariasinya produk-produk finansial berbasis syariah nan dapat dinikmati masyarakat. Contohnya, publikasi syariah, asuransi syariah, apalagi pembiayaan upaya berbasis syariah.
"Pemerintah sangat menyadari pentingnya perkembangan ekonomi syariah dengan terus memacu pertumbuhannya melalui penguatan prasarana dan ekosistem," ungkap dia.
Selain itu, program ekonomi syariah tak hanya bergulir di tingkat pusat, namun juga ditumbuhkan di wilayah melalui kelembagaan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).
Pada 2020, Ma'ruf mengatakan pemerintah membangun Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) nan diketuai oleh presiden dan wakil presiden sebagai wakil ketua harian. Kemudian menteri hingga menko mengenai menjabat sekretaris di dalam kelembagaan itu.
"Dan sejak 2020, konsentrasi pengembangan ekonomi syariah nan semula hanya pada sektor finansial dikembangkan menjadi empat fokus, ialah industri keuangan, industri halal, kemudian nan ketiga adalah biaya sosial syariah, infak, zakat, sedekah, dan wakaf, kemudian juga pengembangan upaya dan pengembangan para pengusaha syariah," tuturnya.
Ia pun berambisi kebijakan pengembangan ekonomi dan finansial syariah dilanjutkan di masa pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto mendatang.
"Ke depan, pemerintah kudu terus memastikan dan mengawal keberlanjutan perkembangan ekonomi dan finansial syariah dengan pengintegrasian ekonomi dan finansial syariah dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) 2025-2045 dan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2025-2029 sebagai program utama pada transformasi ekonomi berbasis produktivitas," tegas Ma'ruf.
"Saya minta ini menjadi landasan kuat bagi keberlanjutan pengembangan ekonomi dan finansial syariah pada masa kepemimpinan nan bakal datang Bapak Presiden Prabowo Subianto," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN]
(del/pta)