Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah fenomena cuaca dunia dan lokal memicu kondisi curah hujan tinggi di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan. Cek wilayah terdampak.
"Dalam sepekan ke depan terdapat peningkatan potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian tengah dan utara ekuator," menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 3-9 September 2024.
Wilayah-wilayah tersebut meliputi sebagian Sumatra bagian utara hingga tengah, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut BMKG potensi hujan ini dipengaruhi oleh aktivitas kejadian cuaca dunia dan regional, berupa aktifnya Gelomang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Selain itu, ada juga wilayah pertemuan dan perlambatan angin, kelembapan udara nan tinggi, serta labilitas atmosfer nan menciptakan kondisi udara labil, "sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan".
Analisis dan pantauan BMKG dalam sepekan terakhir curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia bagian utara tetap cukup tinggi dalam sepekan terakhir.
Tercatat hujan dengan intensitas sangat lebat (100-150 mm/hari) terjadi pada 26 Agustus 2024 di Stasiun Meteorologi Domine Deduard Osok (151 mm/hari), pada 28 Agustus 2024 di Stasiun Mozez Kilangin (104 mm/hari, dan pada 29 Agustus 2024 di Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok (138 mm/hari).
BMKG menjelaskan sejauh ini, nilaiNino 3.4, nan mencerminkan anomali suasana La Nina dan El Nino, tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Menurut BMKG, nan berpengaruh pada peningkatan awan hujan (konvektif) ini adalah, pertama, kejadian Madden-Julian Oscillation (MJO), nan diprediksi aktif di wilayah Maritime Continent (fase 4) menuju (fase 5) di wilayah Indonesia.
Kedua, aktivitas gelombang ekuator kelvin terprediksi aktif di wilayah Sumatra bagian utara, NTT, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara, dan Papua bagian selatan.
Ketiga, gelombang atmosfer Rossby diprediksi aktif di wilayah Aceh, Sulawesi bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, NTB, sebagian Maluku, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan dalam sepekan ke depan.
Selain itu, Siklon Tropis Yagi terpantau di Laut Filipina dengan kecepatan angin maksimum40knot (75km/jam) dan tekanan udara minimum 994 hPa, nan membentuk wilayah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Laut Sulu, dan menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) memanjang di Laut Sulu dan Laut Filipina.
Sistem ini diperkirakan bakal meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah Utara - Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia
Sementara, Sirkulasi Siklonik berada di Bangkok, nan membentuk wilayah konvergensi memanjang di Laut China Selatan.
Daerah konvergensi lain berada di Perairan barat Sumatra Barat, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, di Sulawesi Barat, di Maluku, di Perairan utara Papua Barat, dan dari Papua Pegunungan hingga Teluk Cendrawasih. Daerah konfluensi berada di Selat Malaka, Laut China Selatan, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat-Papua.
"Kondisi tersebut bisa meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Bibit Siklon Tropis/Sirkulasi Siklonik dan di sepanjang low level jet/konvergensi/konfluensi," tulis BMKG.
Labilitas Lokal Kuat nan mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, dan sebagian besar Papua.
Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knots terpantau di Teluk Thailand, Laut Flores, Laut Timor, Laut Banda, dan Laut Arafura, nan bisa meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.
"Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan cuaca signifikan dalam periode 3-9 September 2024," demikian keterangan lembaga.
Daftar wilayah berpotensi hujan sedang - lebat nan dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Bengkulu
- Lampung
- Jawa Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan
Daftar wilayah berpotensi angin kencang:
- Sumatra Selatan
- Jawa Timur
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Selatan
- Gorontalo
- Papua Pegunungan
- Papua Selatan
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]